Dock to Stock- Memahami dan Meningkatkan Proses & Efisiensi Dock to Stock

Diterbitkan: 2023-08-08

Sebagian besar pengecer eCommerce baru dihadapkan pada dilema menerima inventaris. Ini karena tanda terima inventaris adalah proses metodis yang membutuhkan ruang dok, personel, dan peralatan yang ditetapkan. Dan tanpa pengetahuan yang tepat, itu bisa sangat merepotkan. Artikel ini menjelaskan cara kerja dock-to-stock untuk bisnis eCommerce yang baru di arena.

1) Dock-to-Stock: Mengalihkan Barang Jadi ke Inventaris

Dalam logistik eCommerce, dock to stock (DTS) menunjukkan proses penerimaan inventaris di dermaga pemuatan gudang dan menimbunnya di tempat penyimpanan. Ini adalah proses reguler di setiap pusat logistik, dari pusat distribusi hingga pusat pemenuhan.

Dock-to-stock adalah tahap kritis dalam sistem logistik masuk. Fase awal penerimaan dan penyimpanan barang dagangan ini menentukan arus informasi di seluruh gudang. Ini berdampak pada tahap selanjutnya dari fungsi gudang, termasuk di mana dan bagaimana inventaris disimpan dan bagaimana barang diambil dan dikemas.

Dock-to-stock adalah penentu utama biaya operasional dan lead time di gudang atau pusat pemenuhan. Ini karena barang diterima di fasilitas ini sepanjang waktu untuk semua perusahaan yang menyewa tempat mereka. Karena dok muat memiliki ruang dan kapasitas yang terbatas untuk menampung barang, memiliki risiko kemacetan yang tinggi.

Gudang harus sangat berhati-hati dalam mengelola dermaga pemuatan. Semakin cepat dok dibersihkan, semakin besar peluang untuk menerima batch barang berikutnya, mengurangi waktu tunggu pengiriman masuk. Ini juga menghasilkan lebih sedikit disorganisasi dan kemungkinan penundaan pengiriman yang lebih rendah.

2) 4 Tahapan Siklus Dock-to-Stock

Siklus dock-to-stock tipikal memiliki empat tahap seputar penerimaan produk di fasilitas logistik dan menyimpannya sebagai inventaris dalam sistem penyimpanan yang sesuai.

2.1) Penerimaan Stok

Ini adalah fase pertama dari dock to stock system, dimana gudang menerima kargo atau barang dagangan yang masuk. Bongkar muat dilakukan di dermaga dimana kendaraan barang, biasanya truk, diparkir di terminal dermaga secara terbalik. Di sini, staf gudang menurunkan muatan.

Ini adalah proses yang memakan waktu dan berat yang mungkin memerlukan peralatan untuk mengangkat kargo berat atau barang dalam jumlah besar. Oleh karena itu, staf gudang harus menyiapkan forklift, jaket palet, atau bahkan mobil van kecil untuk mengangkut kargo dari dermaga ke rak penyimpanan.

Tanda terima inventaris membutuhkan upaya terkoordinasi antara pemasok atau vendor dan gudang. Dokumentasi yang tepat diperlukan, seperti Warehouse Receiving an Order (WRO) atau Bill of Lading (BOL). Formulir hukum ini berisi perincian pengiriman, termasuk jumlah, jenis, dan tujuan pengiriman barang dagangan.

Bahkan sebelum barang dikirim, pengecer harus memutuskan jumlah barang, jumlah kontainer, dan spesifikasi kemasan. Ini membantu manajer gudang merencanakan penerimaan barang ke depan, termasuk memperkirakan ketersediaan ruang dok dan peralatan penanganan.

2.2) Inspeksi Inventaris

Setelah inventaris mendarat di area dermaga, staf gudang kemudian melanjutkan untuk memeriksa dan memvalidasi isi setiap pengiriman. Fase ini sangat penting dalam memastikan tingkat inventaris yang akurat sesuai dengan detail bill of lading.

Penilaian melibatkan pelacakan tanda terima pesanan pembelian dan memastikan hal-hal berikut:-

  • Kuantitas dan jenis kiriman, apakah itu barang dagangan, produk yang dikembalikan, parsel kecil, dokumen, atau barang berat.
  • Keutuhan segel dan kode produk, seperti kode produk Universal.
  • Kondisi keseluruhan barang dagangan setelah kedatangannya.

Setelah status barang sesuai dengan isi BOL atau WRO, barang diambil dari area loading dock. Untuk memudahkan pemeriksaan manual, banyak gudang saat ini menggunakan sistem pemindai inventaris. Lainnya menggunakan teknologi RFID yang dapat melacak palet dan menyortirnya dengan cepat.

2.3) Pembaruan dan Pencatatan Stok

Setelah fase verifikasi dan validasi selesai, tugas selanjutnya dalam sistem DTS adalah menyimpan inventaris dan memperbarui level stok. Inventaris dapat tiba sebagian, jadi mencatat jumlah inventaris dan menetapkan nomor SKU (unit penyimpanan stok) menjadi semakin penting.

Biasanya, nomor SKU dihasilkan secara internal di dalam gudang dan dicatat dalam sistem manajemen gudangnya. Melakukan hal itu membantu perusahaan dan fasilitas pemenuhan melacak stok di setiap perjalanan logistik masuk dan keluar. Oleh karena itu, memiliki WMS untuk penyimpanan stok, peringatan stok habis, dan melacak barang menjadi perlu.

2.4) Penyimpanan Inventaris

Ini adalah tahap akhir dalam sistem dock-to-stock, dimana semua barang disortir, dihitung dan diatur di lokasi penyimpanan gudang. Gudang dapat memiliki beberapa sistem penyimpanan, seperti rak statis untuk barang dagangan ringan yang sering perlu diisi ulang. Kalau tidak, ada rak multi-tingkat, rak palet, dan rak bergerak.

Ketika inventaris ditempatkan di rak, tempat sampah, tas jinjing, atau karton yang tepat, itu menyimpulkan dock-to-stock untuk batch barang tersebut.

3) Apa itu Waktu Siklus Dock-to-Stock?

Siklus dock-to-stock mencatat waktu yang diperlukan untuk membongkar barang dagangan, memeriksanya, dan menyimpannya di lokasi yang siap diambil. Ini memperkirakan waktu antara kedatangan kendaraan yang membawa barang dan pengaturan inventaris di tempat penyimpanan atau rak.

Biasanya, waktu dock-to-stock dapat bervariasi antara 2 jam untuk bisnis kecil hingga 72 jam untuk perusahaan besar. Sangat penting untuk meningkatkan waktu siklus guna meningkatkan efisiensi gudang dan mempercepat pemenuhan pesanan atau distribusi inventaris.

4) 5 Cara Mengurangi Waktu Siklus Dock-to-Stock

Di bawah ini kami menjelaskan beberapa cara terbaik yang dapat dilakukan peritel dan gudang untuk mempercepat waktu siklus dok ke stok:

4.1) Mengoptimalkan Penanganan

Salah satu faktor penyebab lamanya waktu dalam siklus DTS adalah proses penanganan barang dagangan. Jadi desain yang dioptimalkan dapat mengurangi jarak antara dok dan rak, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyimpan barang dagangan.

Salah satu cara untuk mengoptimalkan penanganan adalah dengan merestrukturisasi denah gudang. Misalnya, rak-rak yang menyimpan persediaan yang sering dipesan ulang dapat ditempatkan di depan atau paling dekat dengan dok pemuatan.

Demikian pula, menerapkan tata letak pergudangan yang optimal dapat membantu mencegah kemacetan dan menunjuk ruang penerimaan untuk pemeriksaan barang. Pengecer yang mengirimkan barang bervolume tinggi dapat menerapkan tata letak gudang berbentuk I untuk penerimaan dan pengiriman pesanan yang mudah. Dengan demikian, memiliki desain yang tepat dapat membantu mengoptimalkan proses penanganan pengiriman.

4.2) Ganti Kertas dengan EDI

Menghilangkan atau mengurangi dokumen dengan teknologi seluler atau sistem EDI (pertukaran data elektronik) dapat mengurangi siklus dan biaya DTS. EDI memfasilitasi pertukaran informasi antara dua platform digital, sehingga waktu yang dihabiskan untuk menunggu dokumen vendor berkurang.

Gudang dapat diinformasikan terlebih dahulu tentang kedatangan sejumlah barang dagangan baru oleh vendor. Dengan pemberitahuan sebelumnya, pusat pemenuhan dapat mengosongkan ruang dok dan menyiapkan peralatan untuk menangani kargo.

4.3) Menyiapkan Kebijakan Kepatuhan Vendor

Menyiapkan kebijakan kepatuhan vendor membantu meningkatkan waktu siklus DTS secara signifikan dengan mengaktifkan cross-docking. Dalam sistem ini, barang dipindahkan langsung ke stasiun pengepakan karena vendor menjamin kualitas dan kuantitasnya. Cross docking sangat membantu dalam mengisi ulang item yang dipesan kembali atau pesanan pemenuhan jika terjadi penundaan.

Kebijakan kepatuhan vendor dapat mencakup langkah-langkah seperti pelabelan yang benar di karton, lembar spesifikasi produk, dan dokumen lintas batas.

4.4) Berinvestasi dalam Otomasi dan Desain Dock

Pakar logistik percaya bahwa tahap selanjutnya dalam kemajuan gudang terletak pada otomatisasi, terutama dengan robot bergerak otonom. Mesin self-driving ini memindahkan inventaris dari lokasi dermaga ke rak atau rak gudang. Ada sistem penyimpanan dan pengambilan otomatis yang dapat mengambil dan menyimpan barang tanpa panduan manual.

Berinvestasi dalam otomatisasi akan mengurangi kemungkinan disorganisasi dan kecelakaan. Ini juga akan mempercepat proses downtime dalam menyampaikan inventaris ke ruang yang semestinya. Selain itu, penerapan sistem IoT seperti barcode atau pembaca tag RFID dapat membuat proses verifikasi pengiriman menjadi lebih cepat dan andal.

4.5) Berkoordinasi dengan Penyedia Logistik Pihak Ketiga (3PL)

Bisnis eCommerce yang ingin meningkatkan tanda terima inventaris dan proses pemenuhan pesanan dapat berkoordinasi dengan 3PL . 3PL berspesialisasi dalam menerima kargo dan mengelola inventaris. Mereka umumnya memiliki dua atau lebih dok untuk menerima inventaris dan mengirimkan paket. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menerima pesanan pembelian yang lebih besar pada satu waktu.

Selain itu, 3PL memiliki kemampuan kontrol kualitas, inspeksi, dan penghitungan stok internal. 3PL berfungsi untuk mendokumentasikan dan menyimpan barang dagangan secara akurat dalam sistem penyimpanannya. Dengan demikian, 3PL dapat membantu bisnis merampingkan operasi DTS mereka bersamaan dengan pelacakan inventaris end-to-end.

5. Kesimpulan

Dock-to-stock adalah titik penting dalam segmen inbound dari rantai pasokan. Pada tahap inilah produk yang tercipta di pusat produksi benar-benar menjadi persediaan yang dimaksudkan untuk konsumsi konsumen.

Dock-to-stock adalah fase kritis dalam logistik masuk yang melengkapi proses penerimaan dan penyimpanan inventaris. Kedua fase ini, pada gilirannya, menentukan keefektifan proses pemenuhan pesanan dan, terakhir, waktu pengiriman paket. Dengan sistem dock-to-stock yang efisien, bisnis dapat mengirimkan pengiriman lebih cepat dan memuaskan pelanggan.

6) FAQ

6.1) Apa itu cross-docking di dock-to-stock?

Cross-docking adalah prosedur dimana pengiriman masuk diterima di salah satu ujung galangan kapal dan diserahkan ke truk keluar di ujung yang berdekatan. Ini menghilangkan kebutuhan untuk menyimpan inventaris. Biasanya digunakan dalam kasus konsolidasi pesanan atau membagi pengiriman yang lebih besar menjadi pengiriman yang lebih kecil.

6.2) Mengapa dock-to-stock penting dalam ritel online?

Dock-to-stock menangani tugas penting untuk menerima barang dagangan dari pemasok dan produsen, memeriksa barang dari kerusakan, dan menyimpannya di ruang penyimpanan yang sesuai. Dengan demikian, mengatur langkah untuk prosedur pemenuhan pesanan yang tepat, mulai dari memilih barang hingga menyiapkannya untuk pengiriman.