Memahami Tipe Data: Penjelasan Data Pihak Pertama, Pihak Kedua, dan Pihak Ketiga

Diterbitkan: 2023-09-20

Data lebih dari sekedar angka dan fakta. Ini adalah tulang punggung keputusan cerdas di hampir semua bidang, mulai dari layanan kesehatan hingga ritel. Artikel ini mendalami dunia data lebih dalam, dengan fokus pada tiga jenis utama: data pihak pertama, pihak kedua, dan pihak ketiga.

Pemasar perlu mengetahui perbedaan antara ketiga tipe data ini karena berbagai alasan:

  • Tipe data yang berbeda menawarkan tingkat akurasi yang berbeda-beda, sehingga memengaruhi efektivitas kampanye.
  • Tipe data yang berbeda secara langsung memengaruhi kedalaman personalisasi dalam kampanye.
  • Mengetahui asal usul data memastikan kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data yang terus berkembang seperti GDPR dan HIPAA.
  • Mengenali tipe data membantu alokasi anggaran yang efektif untuk akuisisi data.
  • Memahami nuansa data membentuk strategi pemasaran yang lebih efektif dan beresonansi.

Kenali apa yang dimaksud dengan data pihak pertama, pihak kedua, dan pihak ketiga, signifikansinya, dan cara setiap jenis data dikumpulkan dan digunakan.

Apa Itu Data Pihak Pertama?

Data pihak pertama mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh bisnis langsung dari audiensnya sendiri. Pengumpulan ini terjadi melalui berbagai titik kontak seperti situs web, aplikasi seluler, saluran media sosial, survei, dan masukan pelanggan. Data pihak pertama dapat mencakup tindakan yang diambil dalam aplikasi, email pengguna yang masuk ke sistem, dan riwayat pembelian mereka.

Pentingnya

Data ini bagaikan peti harta karun berupa wawasan. Ini memberikan gambaran rinci tentang interaksi, preferensi, dan perilaku pelanggan. Perusahaan dapat melacak berbagai metrik, termasuk:

  • Riwayat pembelian;
  • Waktu yang dihabiskan di situs web;
  • Frekuensi kunjungan;
  • Detail kontak seperti alamat email dan nomor telepon.

Ini menawarkan pandangan yang jelas tentang perilaku, preferensi, dan pola pengguna, sehingga memberikan bisnis posisi terdepan dalam perjalanan pelanggan yang terus berkembang.

Bagaimana Data Pihak Pertama Dikumpulkan

Mengumpulkan data pihak pertama adalah proses langsung. Ini melibatkan alat seperti analisis web untuk memantau perilaku situs, sistem CRM untuk menyimpan interaksi pelanggan, dan formulir umpan balik untuk menangkap opini pelanggan. Selain itu, pendaftaran berlangganan, riwayat transaksi, dan interaksi dukungan pelanggan adalah sumber kaya lainnya.

Dari Data Pihak Pertama hingga Wawasan yang Dapat Ditindaklanjuti dengan Improvado
Manfaatkan Improvado, solusi analisis pemasaran menyeluruh, untuk pengumpulan, agregasi, dan analisis data pihak pertama yang efisien. Improvado menyediakan integrasi yang lancar dengan 500+ platform, memastikan pengumpulan dan pembaruan yang kuat secara real-time. Improvado memproses lebih lanjut data yang dikumpulkan untuk memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti dan menyederhanakan berbagai kasus penggunaan, mulai dari model atribusi hingga analisis nilai seumur hidup pelanggan.
Pesan panggilan
Lihat kemampuan utama

Kasus Penggunaan

  • Segmentasi Pelanggan : Mendalami data pihak pertama memungkinkan bisnis mengkategorikan audiens mereka berdasarkan minat, perilaku, dan demografi.
  • Personalisasi : Dengan memanfaatkan data ini, perusahaan dapat menyusun pesan yang sangat dipersonalisasi, memastikan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi.
  • Mengoptimalkan Pengalaman Pelanggan : Dengan menilai perilaku di tempat, bisnis dapat menyempurnakan platform online mereka agar lebih ramah pengguna.

Keuntungan

  • Akurasi : Karena data berasal langsung dari sumbernya, keaslian dan relevansinya tinggi.
  • Kontrol : Organisasi memiliki kendali penuh atas data, mulai dari pengumpulan hingga pemanfaatannya.
  • Privasi : Data pihak pertama biasanya lebih mematuhi undang-undang privasi data karena bisnis mengetahui asal-usulnya dan memperolehnya dengan persetujuan.

Kekurangan

  • Volume Terbatas : Meskipun sangat relevan, jumlah data pihak pertama mungkin terbatas dibandingkan jenis lainnya.
  • Intensif Sumber Daya : Proses pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data pihak pertama bisa memakan banyak sumber daya, sehingga memerlukan alat dan keahlian khusus.

Apa Itu Data Pihak Kedua?

Data pihak kedua pada dasarnya adalah data pihak pertama perusahaan lain yang Anda beli atau akses melalui kemitraan. Ini adalah informasi yang dibagikan antar bisnis, biasanya karena saling menguntungkan bagi kedua pihak yang terlibat.

Contoh pertukaran data di dunia nyata melibatkan kemitraan antara Spotify dan Samsung.

Pada tahun 2018, Samsung mengumumkan bahwa Spotify akan menjadi penyedia layanan musik andalan di semua perangkatnya. Kemitraan ini berarti aplikasi Spotify akan diintegrasikan ke dalam ponsel Samsung, TV, smart speaker Galaxy Home, dan perangkat lainnya. Meskipun rincian pasti mengenai pertukaran data belum diungkapkan kepada publik, kemitraan semacam ini biasanya melibatkan berbagi data sampai batas tertentu.

Dengan integrasi ini, Samsung dapat memperoleh wawasan tentang kebiasaan mendengarkan pengguna, genre yang disukai, atau bahkan waktu paling aktif mereka. Sebaliknya, Spotify berpotensi menerima data tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan platformnya di berbagai perangkat Samsung, sehingga meningkatkan desain pengalaman penggunanya untuk perangkat tertentu.

Pentingnya

Data pihak kedua menjembatani kesenjangan antara data yang Anda miliki dan data yang Anda perlukan untuk pemahaman yang lebih komprehensif. Hal ini memberikan perspektif yang lebih berbeda mengenai audiens target, memungkinkan bisnis untuk meningkatkan strategi pemasaran mereka dengan memanfaatkan data yang awalnya bukan milik mereka.

Bagaimana Data Pihak Kedua Dikumpulkan

Berbeda dengan data pihak pertama yang dikumpulkan melalui interaksi langsung dengan pelanggan, data pihak kedua dikumpulkan melalui kemitraan. Ini mungkin melibatkan perjanjian atau pembelian berbagi data. Misalnya, jaringan hotel mungkin bermitra dengan maskapai penerbangan untuk mengakses data tentang wisatawan, sehingga memungkinkan penargetan paket liburan yang lebih tepat.

Kasus Penggunaan

  • Kemitraan Strategis : Dengan mengakses data mitra, bisnis dapat bersama-sama menciptakan kampanye pemasaran yang dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.
  • Perluasan Audiens : Data pihak kedua memberikan wawasan tentang segmen pelanggan baru yang mungkin belum pernah dilibatkan oleh suatu bisnis sebelumnya.
  • Penargetan yang Disempurnakan : Mengintegrasikan data pihak kedua dapat menyempurnakan penargetan iklan, memastikan bahwa kampanye menjangkau audiens yang lebih relevan.

Keuntungan

  • Relevansi : Seperti data pihak pertama, data pihak kedua dikumpulkan langsung dari sumbernya, untuk memastikan keakuratan dan ketepatan waktu.
  • Akses Eksklusif : Data yang diperoleh melalui kemitraan biasanya tidak tersedia di pasar terbuka, sehingga memberikan keunggulan kompetitif.
  • Transparansi : Anda mengetahui secara pasti dari mana data tersebut berasal, sehingga memungkinkan pengelolaan kepatuhan dan kepercayaan yang lebih baik.

Kekurangan

  • Mahal : Mendapatkan data pihak kedua bisa lebih mahal dibandingkan tipe data lainnya karena eksklusivitas dan relevansinya.
  • Masalah Kompatibilitas : Mengintegrasikan data pihak kedua mungkin memerlukan sumber daya yang besar, terutama jika sistem antar bisnis tidak disinkronkan.
  • Kepercayaan : Efektivitas data pihak kedua sangat bergantung pada kepercayaan dan keandalan mitra yang menyediakan data.

Apa Itu Data Pihak Ketiga?

Data pihak ketiga mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh entitas yang tidak memiliki hubungan langsung dengan pengguna tempat data tersebut dikumpulkan. Entitas ini, sering disebut pialang data, mengumpulkan sejumlah besar data dari berbagai sumber, menggabungkannya, dan kemudian menjualnya ke bisnis lain. Data tersebut biasanya digunakan untuk memperkaya pemahaman perusahaan terhadap audiensnya, memungkinkan dilakukannya segmentasi yang lebih luas dan upaya pemasaran yang tepat sasaran.

Pentingnya

Dengan jejak digital yang terus meningkat, memahami nuansa dan perilaku pengguna sangatlah penting bagi bisnis. Data pihak ketiga memberikan pandangan konsumen yang luas, memungkinkan perusahaan memperoleh wawasan di luar basis pelanggan langsung mereka. Perspektif yang lebih luas ini membantu dalam mengidentifikasi segmen pelanggan potensial baru, menyempurnakan strategi pemasaran, dan memahami tren industri.

Bagaimana Itu Dikumpulkan

Pialang data, pengumpul utama data pihak ketiga, menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan informasi. Ini termasuk pembelian data dari situs web, survei, catatan publik, media sosial, dan banyak lagi. Seringkali, data dikumpulkan dari berbagai sumber, dianonimkan, dan kemudian dikategorikan untuk dijual dalam kumpulan data terstruktur.

Kasus Penggunaan

  • Pandangan Komprehensif: Data pihak ketiga menawarkan gambaran pasar secara menyeluruh, di luar pelanggan perusahaan yang sudah ada.
  • Fleksibilitas: Perusahaan dapat membeli kumpulan data spesifik yang disesuaikan dengan kebutuhannya tanpa mengumpulkannya sendiri.
  • Kecepatan: Kumpulan data siap pakai memungkinkan bisnis bertindak cepat, tanpa menunggu proses pengumpulan data.

Keuntungan

  • Pandangan Komprehensif: Data pihak ketiga menawarkan gambaran pasar secara menyeluruh, di luar pelanggan perusahaan yang sudah ada.
  • Fleksibilitas: Perusahaan dapat membeli kumpulan data spesifik yang disesuaikan dengan kebutuhannya tanpa mengumpulkannya sendiri.
  • Kecepatan: Kumpulan data siap pakai memungkinkan bisnis bertindak cepat, tanpa menunggu proses pengumpulan data.

Kekurangan

  • Masalah Akurasi: Karena data berasal dari berbagai sumber, mungkin ada kekhawatiran mengenai validitas dan keakuratannya.
  • Masalah Privasi: Dengan meningkatnya pengawasan terhadap data dan privasi pengguna, penggunaan data pihak ketiga dapat menimbulkan masalah etika dan hukum.
  • Biaya: Membeli kumpulan data yang luas bisa menjadi urusan yang mahal, terutama untuk usaha kecil.

Analisis Perbandingan Tiga Tipe Data

Kriteria Data Pihak Pertama Data Pihak Kedua Data Pihak Ketiga
Sumber Langsung dari konsumen Langsung dari bisnis lain Broker data, berbagai sumber
Ketepatan Tinggi (sumber langsung) Tinggi (sumber langsung dari partner) Bervariasi (dikumpulkan dari berbagai sumber)
Dapat dipercaya Tinggi Sedang (tergantung pasangannya) Lebih rendah (karena keragaman sumber)
Metode Pengumpulan Analisis situs web, CRM, survei Berbagi langsung atau membeli dari mitra Agregasi dari berbagai platform
Masalah Privasi Rendah (data yang dimiliki) Sedang (perlu kesepakatan yang jelas) Tinggi (potensi masalah etika)
Biaya Rendah hingga tidak ada (dikumpulkan sendiri) Bervariasi (tergantung kesepakatan) Tinggi (pembelian dari broker)
Kasus Penggunaan Personalisasi, penargetan ulang Penargetan khusus, kampanye mitra Segmentasi luas, analisis pasar
Eksklusivitas Data Tinggi (unik untuk bisnis) Sedang hingga tinggi (bersama atau eksklusif tergantung kesepakatan) Rendah (tersedia untuk banyak pembeli)
Implikasi Peraturan Rendah (koleksi langsung) Sedang (perlu persetujuan yang jelas) Tinggi (masalah privasi data yang ketat)

Cookies Pihak Ketiga Mengambil Posisi Belakang: Mempersiapkan Masa Depan Tanpa Cookies

Lanskap digital terus berkembang, dan seiring dengan itu, alat dan teknologi yang telah lama diandalkan oleh para pemasar. Pergeseran penting yang akan terjadi adalah penghapusan cookie pihak ketiga secara bertahap.

Namun mengapa perubahan ini terjadi? Peraturan privasi data yang ditingkatkan dan peningkatan penekanan pada persetujuan pengguna telah menyebabkan browser-browser besar mempertimbangkan kembali peran cookie pihak ketiga. Akibatnya, pemasar dan pengiklan perlu menyesuaikan strategi mereka dan beralih ke metode alternatif untuk mengumpulkan dan memanfaatkan data konsumen.

Merangkul Data Pihak Pertama dan Kedua

Tanpa ketersediaan data pihak ketiga yang luas, fokusnya beralih ke data pihak pertama, yang dikumpulkan langsung dari konsumen. Data ini dapat diandalkan dan relevan, menjadikannya aset penting bagi pemasar. Merek dapat memanfaatkan interaksi di situs web mereka, formulir umpan balik, atau program loyalitas untuk mengumpulkan informasi berharga ini.

Sebaliknya, data pihak kedua memberikan peluang bagi merek untuk mengakses data pihak pertama perusahaan lain secara langsung. Misalnya, kolaborasi antara dua merek yang tidak bersaing dapat membuka jalan untuk berbagi wawasan dan analisis pelanggan. Pengaturan seperti ini dapat menjembatani kesenjangan data dan memberikan perspektif konsumen yang lebih luas.

Diversifikasi Metode Pengumpulan Data

Hari-hari memudarnya cookie pihak ketiga mendorong bisnis untuk mengeksplorasi beragam metode pengumpulan data. Periklanan kontekstual, yang menargetkan pengguna berdasarkan konten laman web yang mereka kunjungi, kini mengalami kebangkitan. Demikian pula, sidik jari, meskipun kontroversial, mendapatkan daya tarik karena mengidentifikasi pengguna berdasarkan konfigurasi unik perangkat mereka.

Selain itu, munculnya Platform Data Pelanggan (CDP) dan Platform Manajemen Data (DMP) menawarkan pandangan terkonsolidasi atas data pelanggan dari berbagai sumber, memastikan bahwa upaya pemasaran lebih terinformasi dan efektif.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa itu Data Pihak Pertama?

Data pihak pertama adalah informasi yang dikumpulkan langsung dari orang-orang yang berinteraksi dengan situs web, aplikasi, atau platform digital perusahaan lainnya. Ini sangat andal dan dapat digunakan untuk pemasaran yang dipersonalisasi.

Apa Perbedaan Data Pihak Kedua dengan Data Pihak Pertama?

Data pihak kedua adalah data pihak pertama perusahaan lain yang dibagikan melalui kemitraan. Ini dapat diandalkan dan dapat menawarkan wawasan baru yang mungkin tidak tersedia melalui data pihak pertama.

Apakah Data Pihak Ketiga Dapat Diandalkan?

Data pihak ketiga dapat bervariasi dalam keandalannya. Data ini dikumpulkan oleh perusahaan yang tidak memiliki hubungan langsung dengan individu yang menjadi sasaran data tersebut. Penting untuk berhati-hati saat menggunakan data pihak ketiga karena undang-undang privasi.

Mengapa Ada Perpindahan dari Cookies?

Kekhawatiran tentang privasi dan undang-undang baru membuat cookie menjadi kurang populer. Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada data pihak pertama dan membangun hubungan pelanggan yang lebih kuat.

Apa Saja Strategi untuk Masa Depan Tanpa Cookies?

Perusahaan mendorong masyarakat untuk membuat akun untuk pengalaman yang dipersonalisasi, membentuk kemitraan untuk bertukar data, menggunakan platform manajemen data untuk mendapatkan wawasan waktu nyata, dan terus mengikuti perkembangan terkini mengenai undang-undang privasi digital.